SEJARAH TANAH KURUNG KUNCI
Kurinci adalah tanah Minang Kabau dan penduduknya 90% dari daerah tiga Luhak Minang Kabau, tertsebut dalam tambo zaman dahulu, Minang Kabau yaitu selilit Gunung Merapi seedaran Gunung Psaman, sejajaran Sago dengan senggalang, seputaran Talang dengan Kerinci.
Kurinci adalah tanah Minang Kabau dan penduduknya 90% dari daerah tiga Luhak Minang Kabau, tertsebut dalam tambo zaman dahulu, Minang Kabau yaitu selilit Gunung Merapi seedaran Gunung Psaman, sejajaran Sago dengan senggalang, seputaran Talang dengan Kerinci.
Kita kembali
membicarakan asal usul Ninek Moyang di Tanah Sekepal Tanah Surga Tanah Sakti
Alam Kerinci, Pepatah mengatakan
Dari
mana asal titik pelita
Di
balik telumbu tali terang bulan mega mrga
Dari
mana asal Ninek kita
Dari
puncak Gunung Merapi
Melalui
Bukit Sangka
terus
kerenah tujuh
Disebut
juga Letih yang tujuh
Tatkala masa
dulu Ninek yang bertujuh memandang dari Bukut Sangka kekiri dan kekanan
nampaklah laut semata mata yang dikelilingi oleh Bukit Bukit yang sebelah kiri
disebut Bukit Jantan dan Bukit sebelah kanan disebut Bukit Betina.
Adopun Renah
yang tujuh disebut sebagai berikut
1: Renah Koto Limau Sering, didarat Dsn Belui,
disitu diam Ninek Mangkudun Sati
2: Renah Koto Bingin, didarat Dsn Sungai Liuk
disitu diam Ninek Talago Undang
3: Renah Koto Pandang, didarat Dsn Sungai Penuh
disitu diam Ninek Siak Lengih
4: Renah Koto Jerangkang Tinggi, didarat Dsn
Muak disitu diam Ninek Rajo Batinting gelar Sigindo
Karao
5: Renah Koto Jelatang, didarat Dsn Hiang disitu
diam Ninek Puti Indarjati
6: Renah Telang Banio, didarat Dsn Air Hangat
disitu diam Ninek Si Rajo
7: Renah Koto Payung Tinggi didarat Dsn Pendung
Semurup disitu diam Ninek Intan Cayo
maka sesuai
ruas dengan buku kata dengan mufakat, bulat lah boleh digulingkan tipis boleh
di layangkan, maka dijadikan Koto Jelatang menjadi taman tujuh untuk tempat
berunding, Ninek yang tinggal diletih yang tujuh disebut Hamparan tujuh Ninek.
Maka berkata
Ninek Telago Undang kepada Ninek Indarjati, hai Saudaro aku Indarjati kalau
engkau keramat atau sakti coba engkau seru Ninek di empat Koto supaya kita
bertemu kali yang kedua ditempat ini yang sudah kita namakan Hamparan tujuh
Ninek, maka tatkala dimasa dulu bertemulah Ninek yang bertujuh maka berkatalah
Ninek Talago Undang.
Dek
lamo idak bapanyak
Pinang
kini bapanyak daun sahawa
Dek
bajauh kito idak kenal
Kini
kitolah basuwo
Siapo
kito dan dari mano asal kito
Mangko
manjawab lah Ninek Mangkudum Sati
Sayo
datang dari Sumanik
Urang
Tigo Luak
Setelah mendengar kata Ninek Mangkudun
Sati tercenganglah Ninek yang berenam
Oh
kalau begitu kita urang tujuh ini
datang
dari Tigo Luhak
Berkata Ninek Siak Lengih kepada Ninek
yang berenam.
Coba
kita yang bertujuh ini
Siapa
di anatara kita yang pandai
Menyusut
dan mengeringkan air
Yang
dilingkung bukit
Untuk
tempat anak cucu kita
Hidup
nanti setelah sepeninggalan kita
Mendengar
penuturan dari Ninek Siak Lengih, mangka menjawablah Ninek Rajo Batinting
Sigindo Karao.
Berkat
Putri Raja Pagaruyung
Sayo
sanggup untuk mengeringkan air ini
Mangka dengan
kesaktian Sigindo Karao mangka dibedahlah satu buah bukit yang namanya Bukit
Tanjung Kerbau jatuh, menjadi satu buah Sungai dan mulailah air ini surut dan
kering.
Menurut Tambo
lamo tatkala masa dahulu laut sudah kering Ninek yang bertujuh sudah ada yang
meninggal Dunia, seperti Ninek Siak Lengih sudah menghilang dilaman Pandang,
yaitu di Koto Pandang serta dua orang Prempuannya dan Ninek Rajo Batinting Si
Gindo Karao terserobot dengan si Pahit Lidah lantas menjadi batu dan beliau
meninggalkan anak satu orang bernama Tuan Magek Bagunjung.
Sepeninggalan
Ninek yang Berdua Ninek Siak Lengih dengan
Ninek Rajo Batinting Si Gindo Karao maka leburlah Hamparan Tujuh Ninek
di Koto Jelatang di Hiang, mangka terbentuklah Balai Melintang di Koto Keras menjadi pusat pertemuan Ninek yang Tujuh
Letih atau Tujuh Koto maka terbentuklah Susunan Depati yang dua belas (12 )
1: Depati Mandaro Koto Renah
2: Depati Niat Koto Keras
3: Depati Gambalo Rajo
4: Depati Koto Keras
Orang berempat inilah yang menunggu Balai
Melintang dimasa dahulu dan ditambah dengan delapan Depati yang lainya seperti.
1: Depati Sirah Bumi di Seleman
2: Depati Hiang Tunggal Di Hiang
3: Depati Atur Bumi Hiang
4: Depati Setiyo nyato di Penawar
5: Depati Sungai Lago
6: Depati Sikukung di daerah Depati Tujuh
7: Depati Situau di Kemantan
8: Depati Kumpalo Sembah di Semurup
Menteri yang
Sembilan yairu
1: Patih Satio Mandaro si Rawang
2: Datuk Cahayo Depati di Rawang
3: Datuk Singa Rapi Dusun Empih
4: Bujang Paniang di Koto Bento
5: Mangku Suka Rami di Rawang
6: Mangko Rajo di Sungai Penuh
7: Mangku Cahayo Depati Tujuh
8: Mangku Agung Depati Tujuh
9: Mangku Malin Deman di Tebing Tinggi
Pada waktu
Depati Empat yang berkuasa di Balai Malintang selalu di datangi oleh Raja Jambi
yaitu Pangeran Kerbau di Bukit, pada waktu itu Menteri Permanti yang Sembilan
merasa cemas kalau nanti Raja Jambi akan menjajah Alam Kerinci, mangka
terjadilah pemberontakan Ra’yat yang di pimpin oleh tiga orang permenti mereka
bertiga yaitu.
1: Mangku putih di Dsn Semeli
2: Bujang Paniang Gedang Di
Koto Bento
3: Sangajo Gedang di Rawang
Dengan berkat
Pimpinan tiga orang Permenti mangka jatuhlah Balai Malintang dan Berdirilah
Balai Mambujur dengan istilah Adat
Membujur
lalu
Melintang
patah
Dan di beri nama Hamparan Besar Tanah
Rawang dengan kata Adat.
Di
Balai nan Bagunjung Dua
Segunjung
Adat
Segunjung
Syarak
Di
Atas Tanah Sabingkeh
Di
Bawah Payung Ngan Sakaki
Hamparan
Besar Tanah Rawang
Tempat
Badadak Batampi Lumut
Bahayak
bak cando kerak
Bacancang
bakarno
Bapilih
atah dengan beras
Beras
ditanak atah dibuang
Oleh
Depati Empat
Pemangku
ngan balima
Manti
ngan Berempat
Kiyai
ngan batujuh
Permenti
ngan sepuluh
Pegawai Rajo Pegawai Jenang
Yang disebut
Depati Empat. tiga di ilir empat di Tanah Rawang dan tiga dimudik empat di
Tanah Rawang: yang mana tiga di
ilir: 1: Depati sirah bumi di
Seleman anak kunci Mendapo yang delapan
2: Depati Atur Bumi Adalah wakil Depati Empat diatas tiga di baruh
3: Depati Setio nyato / Depati penawar
4: Rawang
Yang mana
tiga dmudik 1: Depati Kepala Sembah Mendapo Semurup
2: Depati situau di Kemantan
3: Depati Sekukung di Mandapo Patih Tujuh
4: Rawang
Rawang dua Mendapo: 1: Mendapo Adat
2: Mendapo Syara’
Mandapo
Adat: 1: Depati Mudo
2: Depati Nanggalo
3: Depati Niat
4: Depati Mandaro
5: Depati Sungai Lago
Mendapo Syarak yaitu: Kiyai ngan bertujuh Permanti ngan Sepuluh
serta Imam yang bertiga Pegawai Raja Pegawai Jenang Suluh Bindang Alam Kerinci.