Sabtu, 04 November 2017

*SANG PENAKLUK CINTA*



*SANG PENAKLUK CINTA*
Oleh: Toyak Hamdani Depati (Pak Tuo Depati)

Kisah seorang pemuda anak sekolahan di SMA IV Kota Sungai Penuh, ia memang di akui sangat tampan nama-nya Mico ia dikenal sebagai si petualang cinta, yang kata pekabaran tentang dia, banyak perempuan yang terjerat dengan rayuan maut-nya, bahkan ia tidak segan segan merendahkan diri dan menghiba kayak pengemis jalanan yang kelaparan demi untuk mendapat sang gadis cantik tersebut.

Nama lengkapnya Mico Pratama, yang kata orang-orang, ia tidak akan pernah tahan bila melihat gadis cantik yang melintas di hadapan-nya, pandangan matanya bak mata elang yang sangat tajam menatap mangsa yang bakal menjadi santapan lezat, seakan matanya tidak akan pernah berkedip untuk terus mengikuti kemana sang gadis itu pergi, sampai sampai jakun jakun di lehernya naik turun menelan air liurnya.

Sang petualang ini tidak akan perduli apa yang bakal terjadi nantinya, yang penting sang gadis tersebut harus menjadi miliknya, dia akan berusaha sampai dapat menakluk hati gadis tersebut apapun caranya, kapan perlu ia akan meratap menghiba dengan menabur segala janji-janji kosong-nya, itulah prangsangka orang banyak pada-nya.

Yang paling berkesan diantara gadis-gadis yang banyak ditaluk-nya adalah Miranda dan Susanti, Miranda adalah siswa SMA I Kota Sungai Penuh, sementara Susanti adalah siswa SMEA Negeri yang terletak di Sungai Liuk masih dalam wilayah Kota Sungai Penuh.

Maklum si petualang cinta ini yang suka gonta ganti cewek telah dekenali baik di areal sekolahanya, sehingga para cewek selalu menjauhinya sehingga sang petualang cinta ini harus berpetulang di tempat lain, kecuali ada anak baru di sekolah ini yang tidak tahu dengan sifat sipetualang cinta sang penakluk.

Pada hari senin pada saat upacara pagi Mico melihat ada anak baru berbaris disamping barisan-nya, ia begitu cantik dan sangat mempesona bibir yang mungil tipis rambut yang ikal mayang mengurai pipinya bak pauh dilayang matanya berkilau dengan bulu mata yang lentik kulitnya halus tinggi semampai, sehingga mata Mico tak bisa berkedip atau beralih pada pandangan yang lain.

Teman Mico yang melihat gelagat yang tidak baik menyikut lengan Mico dengan keras sehingga membuat Mico tersentak kesakitan. Aduuuuw..........” untunglah teriakan Mico tidak kedengaran sama Pak Kepala sekolah yang sedang berpidato, kebetulan ada dam track melintas di jalan raya.

Kamu kenapa sih.......” kata Mico perlahan.” Matamu lo... pantang betul melihat cewek-cewek yang cakap, apa kamu tidak merasakan mata semua orang melihat padamu yang tengah melotot kayak macan tutul melihat mangsa-nya.

Baru ia menyadari, memang benar mata semua orang disekeliling barisannya melihat kepadanya dengan rasa tidak senang, ia merasa sangat malu pada saat itu, ya namanya Mico orang-nya sangat cuek, malunya hanya sebentar saja setelah itu ia melupakan segala yang telah terjadi barusan.

Anak yang baru masuk di Sekolahan SMU IV ini, ia bagaikan Bidadari cantik yang membuat mata semua orang tak bisa berkedip kala memandang-nya. Tapi jangan salah orangnya sangat lincah, pintar dan sangat pandai berbicara. Namanya Yanti Kartika ia terbilang orang yang sangat ramah pada setiap orang, tutur katanya sangat sopan.

Mico yang disebut sebagai sang petualang cinta yang pada dasar-nya sudah lama di cap kebanyakan orang sebagai sang penakluk hati wanita ini, dengan segala daya dan upaya yang pada akhirnya berhasil juga mendekati gadis cantik yang bernama Yanti, inipun dengan perjuangannya yang penuh semangat mati-matian dan bisa dibilang dengan hati yang merendah dan menghiba.

Pada semua pengalaman dalam hal mendekati para gadis cantik, hanya Yantilah ia merasa susah dalam hal rayuan untuk mendapatkan-nya. Tapi ia bisa tersenyum yang pada akhirnya dia berhasil meruntuhkan tembok hati Yanti yang kokoh bagaikan tembok Berlin walau titik akhir hatinya runtuh juga oleh rayuan maut sang penakluk yang memang sudah terkenal sejak ia menginjak kaki-nya di sekolahan ini.

Mico sangat gembira ia melonjak lojak kegirangan setelah mendatangi rumah Yanti Kartika dengan sambutan yang sangat hangat penuh kemesraan. Mico tidak menyadari sepasang mata yang tajam sedang memperhatikan tingkah lakunya dari kejauhan, awas kamu Mico tak lama lagi kedokmu akan terbuka........” bisik yang empunya bibir yang sangat indah tersebut.

Yanti Kartika sebelumnya sudah tahu siapa sebenarnya sang penakluk cinta, ia terlebih dahulu telah mendengar langsung cerita dari saudara sepupunya Susanti di Koto Renah.

Sementara sang penakluk cinta alias si Mico tidak menyadari sebuah bahaya yang sedang mengintainya. Sang penakluk cinta yang sebenarnya telah terperangkap dalam jeratan permainan cintanya sendiri, dalam sebuah skenario sandiwara cinta yang sudah tersusun rapi oleh Yanti Kartika.

Pada saat istirahat Yanti Kartika kelihatan tengah asik berbincang dengan sahabatnya Lola dikantin Sekolah sambil menyantap semangkok bakso. “Aku heran sama kamu Yan kenapa kok kamu mau berpacaran sama si Mico...” tanya Lola penasaran. “Apa kamu tidak tau selama ini dia adalah seorang yang suka mempermainkan para wanita.....?”

Lola sahabat baikku, dengarlah, aku sebenarnya telah lama tau tentang dia, tapi percayalah aku sengaja menerima dia untuk medekati aku adalah dengan sebuah tujuan agar dia bisa menyadari bahwasanya perempuan tidak untuk dipermainkan, sebenarnya rencana ini telah aku susun dengan rapi bersama teman teman yang telah menjadi korban-nya. Kata Yanti Karika panjang lebar.

Tapi ini.” bukan berarti aku mau mempermainkan orang atau mau membalas dendam sama lelaki yang seperti ini, seperti yang pernah aku alami sebelumnya, kata Yanti menjelaskan pada sahabatnya. “ Lola sahabatku. “ Aku hanya ingin dia bisa membuka mata dan hatinya, agar dia juga bisa menghargai kita sebagai kaum wanita.

Memang secara fisik kita kaum hawa sangat lemah dan kita butuh sebuah perlindungan. Bukan berarti kita mau menjadi boneka yang hanya bisa dipermainkan oleh kaum laki-laki.

Lola terbengong-bengong mendengar penuturan Yanti Kartika yang menakjubkan hatinya. ”Wauuuuu....” ini adalah suatu pemikiran dan prinsip yang sangat luar biasa kata Mery.

Secara naluriah seorang wanita, mata hati gadis cantik Yanti Kartika ini tak bisa memungkiri, bahwasanya Mico si petualang cinta ini terbilang sangat tampan sehingga layak menjadi penyandang predikat seorang penakluk hati para wanita.

Wajar kalau saudara sepupunya pun jatuh cinta kepada dia. Cuma sayang ketampanan yang dimilkinya hanya untuk merayu dan berpetualang guna mendapatkan cewek-cewek cantik yang di sukaimya, sehingga ia lupa diri tidak tahu bahwa kaum wanita juga harus dihargai dan disayangi, bukan untuk dipermainkan demi kepuasan batin.

Dalam batin-nya Yanti Kartika berkata. “Ingat hai sang petualang cinta, ada pepatah mengatakan sepintar-pintar tupai melompat pasti akan jatuh jua, dan sepandai-pandai orang menyimpan bangkai pasti akan terhidu jua. Tunggu tanggal mainnya, semua akan berakhir, aku akan bikin kamu bertekuk lutut di hadapanku bisik Yanti dalam hati.

Mico yang gagah dan tampan dengan kata kata yang sangat manis dan tersusun rapi apa lagi ditambah dengan akting yang sempurna, seakan akan membuat siapapun terkena tipu dayanya. Ditambah lagi dengan kepandaiannya mengatur strategi jitu dalam mengatur jadwal ke rumah-rumah para wanita-nya.

Yanti Kartika selalu mendapat kabar dari teman-teman yang di percayainya bahwasanya pertualangan cinta sudah semakin pede dan semakin menggila, apa lagi baru-baru ini ia mendapat kabar berita tentang sang petualang cinta sudah mulai mendekati seorang gadis cantik. Padahal ia belum lama menggaet hatinya. sekarang sudah mau selikuhan lagi, memang dasar mata keranjang.

Hari ini ia harus mulai bertindak jangan sampai banyak korban yang berjatuhan lagi, akhirnya yanti menelpon saudara sepupunya Susanti dan sahabat-nya Miranda, merekapun mulai mengatur rencana dan strategi yang dianggap jitu buat ngerjain si petualang cinta. Yanti dan Susanti menceritakan semua rencananya kepada Miranda yang belum tau apa tujuan mereka memanggil-nya, setelah mengerti apa yang
drencanakan oleh yanti, Mirandapun sangat setuju, mereka pun sepakat, mereka pun bersatu untuk menumpas kejahatan sang penakluk cinta.

Setelah semua rencana tersusun rapi ketiga bidadari mengambil keputusan tuk selalu berkumpul di rumah Yanti, dan mereka terlihat sangat akrab, mereka selalu berbagi cerita termasuk tentang perhunbungan mereka dengan si Mico. Merekapun akhirnya akur dan sependapat yang sama yaitu membikin kapok dan mempermalukan sang penakluk cinta, yang memang tak punya rasa malu.

Sebelum semua rencana Yanti Kartika Susanti dan Maranda dilaksanakan, mereka bertiga sengaja bersantap makan malam di rumah Yanti, karena hari ini adalah hari awal dari rencana Mereka untuk memulai membukak kedok sang penakluk cinta.
Nah teman-teman sebentar lagi sang penakluk cinta bakal datang, kalian bertiga bersembnyi disana yang telah aku siap terlebih dahulu, pastikan semua camera menyala semua “kata Yanti mengatur strategi awal. ”Siap komandan!” jawab Lola teman Yanti, yang juga ikut dalam misi mereka.

Selanjutnya gimana rencana kita Yan..............?” tanya Miranda pula, “kita berdua santai saja dulu Mir.!” Kata Susanti, “ntar tugas kamu kan ada setelah datang si Mico nanti, kamu disuruh mengontek-nya melalu henpon-mu. Biar dia menjadi gelisah.

Tapi ingat ini semua baru sebahagian permulaan dari rencana yang kita buat, kata Susanti menjelsakan.”Oke kalau begitu,” kata Miranda sambil mengangguk dan bersemangat. Menjelang tak beberapa lama kemudian mereka bertiga berbincang-bincang, akhirnya orang ang ditunggu-tunggu pun datang walau agak terlambat dari waktu yang telah dijanjikannya kepada Yanti.

Ma’af kan aku ya Yan, aku terlambat datang sebagai mana yang telah ku janjinkan.......” kata Mico dengan mimik wajah rada bersalah. ”Ooo.....iya gimana kalau kita jalan jalan keluar sambil menghirup udara segar.....?” kata Mico singkat. “aku lagi malas keluar rumah, aku kepingin di rumah saja Bang Mico, ”jawab Yanti bersandiwara.

Sementara Susanti memberi isarat kepada Miranda untuk mengontek si Mico. Ketika Mico mau bicara lagi sama Yanti, tiba-tiba saja Hp-nya bordering, dari raut wajahnya Mico kelihatan sangat salah tingkah dan sangat gugup. Ketika melihat siapa yang menghubunginya, ternyata ia adalah Miranda.

Hallo Mir ada apa.......” kata Boy sambil pamit keluar sama Yanti Kartika. karena ia takut pembicaraannya didengar oleh Yanti yang betul-betul sangat dicintainya dengan sepenuh hati. ”Hallo Bang Mico....!” Kamu lagi dimana....?” Kok kamu nggak jadi ke rumah Miranda kemaren. “tanya Miranda seolah-olah ia sangat berharap, padahal ia hanya ingin menguji kejujuran Mico, walaupun sebenarnya dia sudah tahu apa jawabannya.

Kata hati Miranda, nggak mungkin Mico akan jujur, habis memang sudah dari sananya Mico nggak pernah jujur. Janjian mau ketemu denganku saja bisa batal. Ntah keduluan janjian dengan siapa saat itu sehingga nggak jadi ke rumahku kata hati Miranda.

”Sorry bangat ya Mir, kemaren aku ada kerjaan yang harus kuselesaikan. Jawab Mico datar. “jadi sekarang kamu dimana.?” sekarang aku di rumah teman,” jawabnya singkat. Sementara matanya Mico terus mengamati Yanti yang tengah duduk di dalam ruangan tamu rumahnya, karena khawatir kalau Yanti nanti bisa mendengar pembicaraanya dengan Miranda.

Setelah selesai percakapan di hp sama Miranda Mico segera masuk kedalam rumah Yanti. Dari siapa.. “tanya Yanti sepintas. “dari teman Yan. Jawab Mico singkat, padahal yanti sudah tau terlebih dahulu memang dialah yang mengatur segalanya termasuk untuk mengontek Mico pada saat ini. Hati Yanti semakin panas melihat tingkah laku si petualang cinta, seolah mimik mukanya seperti orang yang tak bersalah, awas kamu Mico hari esok adalah hari naas bagi kamu.

Hari ini Mico janjian ketemu dengan Susanti saudara sepupu dari Yanti Kartika. Inipun telah direncanakan oleh Yanti Kartika sebelumnya, mereka berdua bersepakat bertemu di kafe di mana mereka berdua bertemu pada kali pertama, Mico benar-benar tak menyadari kalau semuanya ini sudah diatur.

Sipetualang cinta betul-betul tidak menyadari bahwasanya dia telah masuk dalam sebuah perangkap yang diatur Yanti Kartika. Miranda dan Lola terlihat sedikit gelisah dan sudah tidak sabar menunggu kehadiran sipenakluk hati wanita yang di anggap bersifat bejad.

Yanti dan para teman teman-nya memang sudah pada duluan hadir di tempat itu dan berada di tempat yang tidak bisa dilihat oleh sang petualang cinta. Tak lama kemudian batang hidung mico sudah kelihatan dari kejauhan, yang ditunggu-tunggu pun langsung menghampiri dimana Susanti duduk dengan santai disamping sebuah meja dimana disana tela tersedia dua buah kursi temapat duduk mereka berdua.

”Sudah lama menunggunya.......?’” tanya Mico kepada Susanti. Basa basi doang lo.......!” Bisik Susanti dalam hati. ”Nggak....” barusan saja aku disini..... ”jawab kania dengan basa basi pula.

Waktu kian berjalan percakapan sudah kian panjang lebar, Mico dan Susanti masih juga menikmati makanan yang mereka pesan, selang tak beberapa lama kemudian tiba-tiba saja henpon Mico berdering lantaran dihubungi oleh Miranda.... ”Halo..... “selamat malam Mir.. ”kata Mico tenang sambil membuka pembicaraan sambil berjalan keluar dan tak lupa minta izin sama Susanti.

”Ya, selamat malam juga....... ”jawab Miranda..... ”kamu lagi dimana Bang Mico.....? ”lanjut Miranda seolah bertanya. ”Aku lagi di cafe” jawab Boy spontan. “Kok dia jujur ya bisik hati-nya Yanti yang dapat mendengar suara dari henpon Miranda. ”Kesini dong, gua lagi bete nih,” rayu Miranda sambil mengerlingkan matanya pada Yanti Kartika dan Lola. ”Ma’af Mir Malam ini aku nggak bisa. ”Ya sudah kalau begitu, nggak apa apa,” balas Miranda sambil menutup henpon-nya.

Setelah memasukan hp-nya kedalam kantong baju Mico bergegas menuju kembali ketempat duduknya semula dimana Susanti menunggunya dengan gelisah, kok lama betul Bang, dari siapa...?” tanya Susanti agak cembrut. “tadi tu dari temanku Sus..... “jawab Mico singkat.

Ditengah asik berbincang dengan Susanti, seorang pelayan cafe datang menemuinya, sambil berkata perlahan-lahan, “ada telepon untuk Tuan. Kata pelayan tersebut, Mico langsung berdiri untuk menjawab telpon tersebut, kelihatan mimik mukanya berubah, setelah berbincang sebentar lalu telepon-nya di tutup dan ia menghampiri Susanti. “Yuk Sus kita keluar sebentar ada seseorang mau bertemu denganku. “kata Mico pada Susanti. “Tidak Bang biarlah aku disini. “Kalau begitu aku duluan ya.? “Ma’af Sus aku terpaksa meninggalkanmu disini ada urusan penting yang harus aku laksanakan. “ Ma’af ya....?”

Setelah pamit sama Susanti Mico bergegas keluar cafe dan menghilang diseberang jalan, tak beberapa lama berselang teman-temannya Susanti datang, “kemana perginya sitengik itu kata Miranda, ”Terlambat dia sudah pergi, ”jawab Susanti singkat. “Huh betul betul kurang hajar, dia beraninya meninggalkan dirimu seorang diri disini.? ”Kata Lola ketus. Dia pergi kemana. “Tanya Yanti Kartika kepada Susanti. “nggak tau. “jawab Susanti singkat.

Tunggu dulu kayaknya pelayan itu tau kemana ia pergi, ”kata Susanti sambil memanggil pelayan yang berbisik pada Mico... “berapa semua Bang... “tanya Susanti. “sudah dibayar sama Tuan Nona. “jawab si pelayan. “kok pelayan ini hormat betul sama Mico. “kata hati Susanti. “Tuan tadi pergi kemana,,?’ tanya susanti... “tadi ada cewek nelpon sama Tuan agar menjemputnya di sebuah Restoran diterminal. “baiklah terima kaseh bang. “jawab Susanti singkat.

Bagai mana kita berempat apa kita lanjutkan rencana kita pada mlm ini. “kata Susanti pada teman-temanmya. Sebaiknya kita lanjutkan rencana kita pada malam ini juga agar tuntas, “jawab Miranda. “saya setuju. “jawab Lola. “akupun sangat setuju jawab Yanti Kartika. “baiklah kita keluar sekarang.

Mereka bertiga memang sudah tidak sabar lagi untuk mempermak mencakar mukanya Mico, mereka sudah memastikan malam itu merupakan malam yang naas bagi si Mico. Dalam hati mereka berkata dia harus mempertanggung jawabkan atas semua perbuatannya terhadap mereka.

Semua ini telah diatur oleh Yanti Kartika mudah-mudahan semua ini berjalan dengan mulus itulah harapan mereka, sesampai meteka disana, mereka melihat Mico dengan mesra mengandeng seorang gadis cantik dan dibawa duduk dikursi disamping meja yang telah terhidang beberapa makanan yang rupanya telah dipesan terlebih dahulu.

Selagi asik mereka berbincang sambil mencicipi makanannya, tiba-tiba saja mereka berdua menjadi kaget tidak karuan melihat kehadiran empat wanita yang kelihatan sangat marah, Mereka adalah Yanti Kartika, Susanti, Miranda dan Lola dengan secara tiba-tiba datang secara bersamaan. Mico hanya terpaku diam. Ia terlihat santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan dia tersenyum kepada mereka berempat. Yuk sialakan duduk disini tawar Mico kepada gadis yang berempat yang barusan datang.

”Dasar bajingan engkau Bang Mico! Kata Yanti Kartika, Buaya lo! Jadi ini kerja lo selama ini. “kata pula Miranda?”
Lola tidak ikut bicara, tapi Susanti tidak tinggal diam. dengan semangatnya ia menyiramkan jus yang terletak dihadapan mereka. “Byuuuuur basah sudah baju yang dikenakan Mico disiram sama Susanti.

Susanti yang tidak tahan menahan amarah-nya mencaci maki Mico habis-habisan. Yanti Kartika yang amarahnya telah sampai kepuncak kepalanya, akhirnya nggak tahan juga menahan emosinya, lalu dengan spontan menggampar muka si Mico. “Plaaaaaak, Mico sengaja tidak mengelak dan hanya diam saja di tampar sama Yanti Kartika.

Mico pada saat ini seperti maling tertangkap tangan ia tidak bisa berkutik lagi, cuman bisa diam dan pasrah tanpa perlawanan apa-apa dengan perlakuan keempat gadis tersebut. Mau menjelaskan sudah tidak ada juga gunanya.

Peristiwa ini membuat semua mata para tamu di cafe tertuju kepada mereka berenam, kayak mendapat totonan wayang ala baru dan membuat semua pengunjung heboh dan tertawa sambil bertepuk tangan melihat seorang cowok yang sudah basah kuyup menjadi bulan-bulanan keempat cewek tersebut. Bahkan para penonton ada yang berkata, “Rasain deh, lo!”

”Cukup teman-teman ada apa sebenarnya dengan semua ini....?” “kata gadis yang bersama Mico. Dia telah mempermainkan hati kami jawab Yanti Kartika. “spontan mungkin engkaupun korban dari rayuan manis-nya, “sabar teman-teman sayapun orang yang suka terbuka dalam berpendapat yang salah tetap salah yang benar ya tetap benar, perkenalkan saya adalah Dewi adiknya Bang Mico yang barusan sampai dari Kota Jambi, tadi saya menelpon Bang Mico untuk menjemput saya. Nah sekarang tolong jelaskan apa yang senbenarnya terjadi. Kata Dewi penuh wibawa. Yanti Kartika sangat terperanjat mendengar pengakuan Dewi.

Dewi bolehkah saya menjelaskan hal yang sebenarnya. “kata Mico, Tidak menjadi masalah kalau teman-teman ini menyetujuinya. Kata Dewi sambil berpaling kepada keempat gadis tersebut. Gimana teman teman. “kata Dewi kepada keempat gadis tersebut.

Silakan saja alasan apa lagi yang akan dilontarkan kepada kami semalam ia merayu saya yang katanya CINTA padaku belum lagi kering air liurnya ia sudah mengajak sahabat saya makan malam pada malam ini. “kata Yanti Kartika ketus.

Ma’af para pengunjung Cafe yang terhormat. Kata Mico melalui mocrofon disamping Orgen yang memang disini tempat khusus bagi orang-orang yang mau menyumbangkan lagu. “Disini perkenalkan saya Mico Pratama ingin menjelaskan tentang kejadian yang barusan yang menyangkut diri saya yang katanya sebagai lelaki bejad bahkan ada yang mengatakan saya ini si Petualang CINTA. Nah disini saya ingin bertanya kepada keempat gadis tersebut terutama sekali kepada saudari Yanti Kartika......... “ meski diri mu dan semua orang berkata aku ini sangat bejat itu tidaklah menjadi masalah buatku, Namun engaku harus mengetahui bahwa sesunguhnya aku sangat mencintaimu dengan sepenuh hati.

Wauuuuuuu......... plak plak plak........ sorak dan tepuk tangan pun menjadi riuh. “aku tau niat kalian sangat baik. “kata Mico menjelaskan. “kalian hanya bertujuan untuk menyadari diriku yang kalian anggap sebagai seorang play boy sang petualang cinta atau sang penakluk hati para wanita.

Sekarang aku ingin bertanya kepada kalian berempat apakah kalian berempat telah menjadi pacarku.......?, atau aku telah mengungkapkan perasaan cintaku pada kalian. “tidak-kan. Kecuali pada Yanti Kartika aku menyampaikan isi hatiku, “kenapa kalian berempat ini menuduhku sekeji itu. Bahkan tangan ini belum pernah menyetuh kalian. ”Satu hal yang harus ku katakan pada kalian aku belum pernah berbohong pada kalia semua.

Memang aku akui bahwa hatiku ini telah terpaut padamu Yanti...... “namun aku mengerti aku sangat menyadarinya, tidaklah mungkin aku memaksa kehendaku dan keinginanku agar engkau mencintaiku. Engkau ada hak untuk menerima atau menolak-nya Yanti.

Sekarang aku mohon pamit aku mohon ma’af pada kalian semua yang mana selama ini aku telah membuat hati kalian resah walau semua ini diluar dugaanku. “terima kaseh

Tepuk tanganpun menjadi riuh demi mendengar ulasan Mico yang singkat.

Micopun menyambar tangan adiknya untuk pergi dari situ tinggal gadis yang berempat yang termangu mangu ditonton oleh sekian banyak pengunjung cafe tersebut, mereka tak dapat berkata apapun apa yang di katakan Mico benar adanya, akhirnya merekapun berlalu dari tempat itu dengan penuh rasa malu.
-----------------------------

TAMAT