Asal Usul
Kata Minangkabau
Orang-orang
Majapahit tidak ketinggalan mencoba kecerdasan dan kecerdikan orang-orang dari
Gunung Merapi ini. Pada suatu hari mereka membawa seekor kerbau besar dan
panjang tanduknya, kecil sedikit dari gajah. Mereka ingin mengadakan
pertandingan adu kerbau.
Ajakan mereka itu diterima baik oleh kedua datuk yang
tersohor kecerdikannya dimana-mana itu, yaitu Dt. Katumanggungan dan Dt.
Parpatih Nan Sabatang. Taruhannya adalah seperti dulu-dulu juga, yakni kapal
pendatang dengan segala isinya, dan taruhan datuk yang berdua itu ialah
kerajaan mereka sendiri. Waktu tiba saatnya akan mengadu kerbau, setelah kerbau
Majapahit dilepaskan di tengah gelanggang, orang banyak riuh bercampur cemas
melihat bagaimana besarnya kerbau yang tidak ada tandingannya di Pulau Perca
waktu itu. Dalam keadaan yang menegangkan itu, pihak orang-orang negeri itupun
mengeluarkan kerbaunya pula. Dan alangkah herannya dan kecutnya hati orang
banyak itu melihat mereka mengeluarkan seekor anak kerbau. Anak kerbau itu
sedang erat menyusu, dan orang tidak tahu, bahwa anak kerbau itu telah
bebearapa hari tidak doberi kesempatan mendekati induknya. Ketika melihat
kerbau besar di tengah gelanggang anak kerbau itu berlari-lari mendapatkannya
yang dikria induknya dengan kehausan yang sangat hendak menyusu.
Dimoncongnya
terikat sebuah taji atau minang yang sangat tajam. Ia menyeruduk ke bawah perut
kerbau besar itu, dan menyinduk-nyinduk hendak menyusu. Maka tembuslah perut
kerbau Majapahit, lalu lari kesakitan dan mati kehabisan darah. Orang-orang
Majapahit memprotes mengatakan orang-orang negeri itu curang. Kegaduhan pun
terjadi dan hampir saja terjadi pertumpahan darah. Tetapi dengan wibawanya Dt.
Katumanggungan dan Dt. Parpatih Nan Sabatang membawa orang-orang itu ke balai
persidangan. Disanalah Dt.
Parpatih Nan Sabatang menangkis tuduhan-tuduhan
orang-orang Majapahit. Akhirnya orang-orang Majapahit pemgakui kealpaan mereka
tidak mengemukakan persyaratan-persyaratan antara kedua belah pihak sebelum
mengadakan pertandingan. Sejak itu tempat mengadu kerbau itu sampai sekarang
bernama Negeri Minangkabau. Dan kemudian hari setelah peristiwa kemenangan
mengadu kerbau dengan Majapahit itu termasyhur kemana-mana, wilayah kekuasaan
orang-orang yang bernenek moyang ke Gunung Merapi dikenal dengan Alam
Minangkabau. Diceritakan pula kemudian rumah-rumah gadang diberi berginjong
seperti tanduk kerbau sebagai lambang kemenangan.
(Sumber :
Minangkabau Tanah Pusaka - Tambo Minangkabau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar